Menulis tidak harus jadi penulis. Menulis adalah ketika kau tersenyum dan bahagia dengan hasil yang kau tulis, tak peduli seberapa besar apresiasi atau sebuah penghargaannya jangan pernah hilang semangat. Teruslah berkarya dengan kreatifitasmu sendiri, pada akhirnya semua kerja keras menghasilkan penghargaan dengan cara yang tiada kita duga. Salam FKP
Kegiatan FKP
- Kegiatan FKP ( 11 )
Info Lomba
- Info Lomba ( 2 )
Inspirasi
- Inspirasi Jiwa ( 3 )
Cepen
- Cerpen (2)
Artikel
- Artikel ( 3 )
Minggu, 15 November 2015
Jumat, 13 November 2015
Juara 3, Lomba Karya Tulis Tema Sumpah Pemuda
Juara 3
Jenis Karya
Tulis : Puisi
Judul : Pejuang Muda
Nama : Riswandi
Kelas : C 1
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Pejuang
Muda
Wahai pejuang
muda
Kau gigih dan
berani membela bangsa
Mengukir
prestasi penyalur aspirasi
Tak gentar
membela negara
Mengusir para
penjajah
Yang datang ke
tanah air ini
Sungguh mulia
jasamu
Berjuang membela
tanah air yang kau cintai
Wahai pejuang
muda 28 oktober 1928
Matahari mulai
redup
Namun semangatmu
akan selalu hidup
Aku sungguh
bangga padamu
Juara 2, Lomba Karya Tulis Tema Sumpah Pemuda
Juara 2
Judul : Bangunkan Semangat "Sumpah Pemuda"
Penulis : Zulfikar A.S
Penulis : Zulfikar A.S
Semester : IX (9)
Kutipan :
"Gaya sebuah benda Dipengaruhi Oleh Berat, Jika Hidup Anda Terasa Berat Mungkin Karena Banyak
Gaya"(Fisika Kehidupan)
BANGUNKAN SEMANGAT “SUMPAH PEMUDAMU”
Sumpah Pemuda” Apa yang pertama
timbul di benak kita ketika kita mendengar dengan hal itu, mungkin sebagian
dari kita berpendapat bahwa hal itu adalah sekedar kata-kata saja, sekedar masa
lalu, sepenggal kalimat yang sering di ucapkan ketika duduk di bangku sekolah
benar tidak!!!! “Karena saya juga berfikir begitu”, namun setelah di selidiki
dari berbagai referensi berbagai sejarah berbentuk tulisan sangat mengandung
arti yang besar. Peran serta pendahulu kita yang merasakan sengsaranya Negara
kita sehingga sekarang ini, di era yang modern ini kita free terbebas dari
kejamnya kehidupan dunia dahulu kala dalam artian peran serta para pendahulu
kita yang merubah bangsa ini sehingga puing-puing keindahan, kebahagiaan bisa
kita rasakan sekarang.
Waktu demi waktu berlalu, detik dan
detik menuju ke menit berputar tiada henti bagaikan roda kendaraan yang sedang
beroprasi, bangsa berdiri dengan sebelah kakinya, terbang dengan sebelah
sayapnya yang patah akibat ulah masyarakat itu sendiri yang mulai tidak
bersatu lagi, perbedaan suku, ras bahasa membuat berbagai lintasan yang kelam,
cahaya yang di bagun oleh pendiri kita dahulu perlahan-lahan mulai redup di
telan sang gelap malam, timbul berbagai pemikiran yang membuat kita mengatakan
bahwa sukuku adalah my family, my life, timbul persatuan antar suku namun
tidak dapat di pungkiri Indonesia adalah Negara yang kaya akan suku yang
berbeda-beda sehingga pendapat pun berbeda-beda menimbulkan konslet antar suku
yang berbeda-beda pula, persatuan bukan menyeluruh terhadap rakyat, melainkan
bersatu antar sesama suku itu sendiri yang tercipta di era kompotetif
saat ini.
Sumpah Pemuda, apa tujuan dari
sumpah pemuda ini di selenggarakan? mengapa setiap tahun hari sumpah pemuda di
selenggarakan? dan apa makna dari hal ini?? Apakah kita hanya mengikuti alur
maju dari hari ke hari tanpa merenungi dan meresapi makna sesungguhnya sumpah
pemuda ini!!! Kembali ke sejarah pada tanggl 28 Oktober 1928 hasil rapat pemuda
pemudi Indonesia yang berkumpul menyatukan pendapat dan pikiran di kenal
sebagai kongres pemuda II dilaksanakan dengan 3 tahap di tempat yang berbeda
oleh Organisasi perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia yang dikenal sebagai
“PPPI” dimana seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia berkumpul demi satu
tujuan, satu pendapat untuk memajukan Negara kita tercinta ini,di sela-sela
jeritan Indonesia yang pada saat itu masih di kuasai oleh bangsa asing,
sehingga para anak-anak bangsa, para pemikir-pemikir negeri, penerus tahta
singgasana repoblik indonesia berkumpul agar Negara kita, rakyat kita dan
seluruh kaum adam dan hawa di Indonesia bisa bangkit dan bersatu untuk maju ke
jenjang yang terang benderang seperti cahaya sang matahari berdiri di
langit-langit memancarkan auranya.
Dahulu terbatasnya segala aspek
duniawi, namun bisa memajukan rasa persaudaraan di antara berbeda suku, mampu
menyatukan pemikiran rakyat, rasa persaudaraan yang luar biasa tercipta pada
masa itu. Mari kita menggali lebih dalam sejarah dari sumpah pemuda itu di
dirikan, dalam artian memberikan penerang bagi kita bahwa sesungguhnya, kita
semua adalah bersaudara, satu tanah air, satu bahasa dan satu republik yaitu,
Republik Indonesia seperti yang dikutip di dalam isi sumpah pemuda :
PERTAMA “Kami putra dan putri
Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia”.
KEDUA “Kami putra dan putri
Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”
KETIGA “Kami putra dan putri
indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Kembali ke sejarah, rumusan sumpah
pemuda tersebut di tulis oleh Moehammad yamin ketika Mr. Sunario, sebagai
utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut
awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan oleh Yamin. Dalam hari
yang bersejarah itu pula diperdengarkan pertama kali lagu Indonesia Raya yang
di ciptakan oleh W.R Soepratman, lagu Indonesia Raya pada saat itu
diperdengarkan tanpa menggunakan syair melainkan menggunakan alunan suara biola
mengapa demikian, karena pada saat itu Negara kita masih berada dalam dekapan
Negara asing yang ingin mengambil alih Negara kita, sehingga kata-kata MERDEKA
tidak diperbolehkan, dan pada akhir dari alunan musik W.R. Soepratman di akhiri
dengan tepuk tangan meriah oleh masyarakat yang hadir di kala itu.
Indonesia dihiasi oleh belasan ribu pulau diwarnai dengan ratusan suku bangsa,
berbagai bahasa, berbagai tradisi, dan berbagai keyakinan namun Indonesia satu
hati satu jiwa satu Visi, satu cita-cita dan satu keyakinan satu tersakiti maka
semua menangis derita ini untuk kita semua yang menghembuskan nafas dibumi
pertiwi mari bergenggam tangan demi hari yang baru hari yang lebih baik buatmu,
buatku, buat kita semua Mari kita belajar dari sejarah, belajar untuk memajukan
negeri kita tercinta ini, “Bagunlah wahai pemuda-pemudi Indonesia” para
generasi penerus bangsa, generasi muda generasi tulang punggung bangsa,
generasi muda cermin kehidupan bangsa yang akan datang. Di tangan generasi
mudalah terletak nasib bangsa karena mereka sebagai generasi penerus, penjelma
cita-cita luhur pendahulu, dan para pejuang serta pahlawan bangsa, maka tidak
berlebihan apabila masa depan ini kita gantungkan pada pundak generasi muda.
Jangan jadikan perbedaan menjadi suatu masalah, suatu halangan akan tetapi,
jadikanlah perbedaan menjadi suatu jalan menuju persatuan, jalan menuju
kebangkitan bersatu dalam membangun Negeri kita Yaitu Republik Indonesia.
MERDEKA.
Juara 1, Lomba Karya Tulis Tema Sumpah Pemuda
Juara 1
JUDUL
:
HARAPAN PEMUDA INDONESIA TIMUR
NAMA : CAROLINE
NATANIA LUMEMPOUW
NIM : 302701131020016
JURUSAN : KONSENTRASI
EKONOMI INDUSTRI
KELAS : C
SEMESTER : V ( LIMA )
HARAPAN
PEMUDA INDONESIA TIMUR
Kembali
mengingat ikrar sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang silam ketika suara pemuda
Indonesia berkumandang, yang menjadi ketetapan setiap tahunnya diperingati
sebagai hari sumpah pemuda, bukan hanya sekedar kata-kata, tapi tekad yang
keluar dari tulang punggung bangsa Indonesia dimana negara bergantung pada
semangat kaula muda, dan kini sejarah itu tidak terlupakan oleh generasi yang
hidup di masa kini.
Generasi
tangguh tidak akan pernah habis seiring jaman dari waktu ke waktu setiap
generasi mengalami hal yang berbeda, pemuda merupakan bagian tepenting yang
akan melanjutkan mandat Pemerintah Indonesia, mengurus dan bertangung jawab
menjalankan tugas bagi kehidupan bangsa Indonesia selanjutnya.
Tak
heran banyak pemuda yang berlomba-lomba berjuang mengejar pendidikan hingga di
Paman Sam mencari ilmu dan memiliki gelar yang tidak mudah didapat, bersaing
dengan pemuda mancanegara yang tumbuh dan dibesarkan di negera maju. Ketika
para pemuda pulang ke tanah air, cita-cita membangun bangsa dengan ide-ide dan
inspirasi yang selama ini terpendam akhirnya terjawab, setelah mendapat ilmu
yang matang, kini saatnya mewujudkan revolusi ataupun reformasi di negara
sendiri, mereka datang untuk mengubah tatanan kehidupan masyarakat yang masih
membutuhkan perhatian dari negara maju baik dari segi ekonomi, kesehatan,
sosial dan lainnya dan akhirnya terbukti perjuangan mereka tidak sia-sia
berhasil menjadi kinerja-kinerja yang optimal.
Bagaimana
dengan pemuda yang lain, apa hanya mau berdiam di tempat..? dan tertinggal oleh
perkembangan jaman yang pesat..? “Tidak”,
apapun yang menjadi kendala tidak akan menjadi penghalang untuk sama seperti
mereka yang beruntung dapat bersekolah diluar, pemuda Indonesia bagian timur
harus berjuang untuk meraih pendidikan yang sepantasnya meski harus bekerja
keras,dan berjuang dengan menggunakan inovasi, kreatifitas, dan berusaha tidak
tertinggal mengikuti arus informasi melalui media masa dan elektronik untuk
mewujudkan mimpi. Tidak segan-segan banyak
pemuda yang menjalani dua aktivitas sekaligus, bekerja dari pagi hingga
sore, dan waktu yang masih ada digunakan untuk belajar dan terus mengejar ilmu,
berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan masyarakat luas agar
tidak tertinggal dengan mereka yang menempuh pendidikan di negara maju, inilah
wujud pemuda yang tangguh.
Pemuda
tangguh bukan pemuda yang ugal-ugalan, yang hanya tahu demo tanpa berpikir
panjang, yang terpengaruh menggunakan
obat-obatan terlarang atau bersenang-senang karena hasil kerja keras orang tua
seolah-olah tidak mempunyai beban untuk membangun masa depan, kebiasaan itu
harus dihilangkan dari kaula muda yang belum mengerti arti perjuangan hidup.
Bagi
pemuda era kini disiplin ilmu itu penting, salah satu modal utama ketika terjun
di dunia kerja, karena selembar kertas ijazah membawa pengaruh besar, tapi
tanpa pertangungjawaban semua serasa sia-sia, kehidupan itu keras dan penuh
persaingan hal itu membuktikan tak cukup hanya ijazah, kematangan, pengalaman
dan kemampuan membaca medan menjadi hal terpenting di tengah-tengah persaingan dunia.
Keberhasilan
bukan hanya di belakang meja, ketika ada sebagian pemuda tinggal di pinggiran
kota hidup dengan laut dan alam yang masih asri,
sesungguhnya tanggung jawab terbesar ada
di tangan mereka yang harus menjaga dan memelihara jangan sampai harta Indonesia
diambil orang asing, pemuda di pinggiran harus berpikir panjang kekayaan yang
Tuhan berikan jangan berikan kepada orang yang tidak bertanggung jawab, jangan
mau dibayar sedikit dengan merugikan sejuta penduduk. Masa depan bangsa ini ada
ditangan Indonesia timur, karena sumber daya alam di Indonesia barat sudah
menipis, di timur Indonesia ada keeksotisan tapi di balik itu semua ada
kekhawatiran di masa yang akan datang tidak dapat merasakan lebih lama apa yang
seharusnya dinikmati oleh masyarakat ulayat melalui titipan Sang Maha Kuasa.
Timur
adalah kita yang lebih dahulu terjaga, lebih dahulu melihat matahari, karena
dari sinilah sang surya menyinari hingga ke arah barat, timur adalah kita yang
terdahulu bukan terakhir dari segi apapun. Meski belum sempurna dan belum seperti
yang diharapkan pemuda Indonesia timur tidak boleh tertinggal teruslah belajar, mencari ilmu, jangan berhenti,
perbanyak pengertian, perbanyak bincang, perbanyak mendengar, perbanyak
menulis, ambil contoh dari pemuda terdahulu yang pernah merintis merebut
kemerdekaan tanpa ada kata menyerah.
Buat apa wilayah seluas sabang hingga marauke jika pemudanya kehilangan
idealisme dan cinta tanah air. Pemuda bagian timur Indonesia harus memiliki
semangat yang berkobar-kobar, karena pemuda
masa kini memikul tanggung jawab yang tidak kalah besarnya dengan pemuda-pemuda
era 1928-an, yaitu membangun bangsa
mewujudkan mimpi-mimpi yang belum sempat tercapai, karena selalu ada perubahan
dari generasi ke generasi melalui pemikiran-pemikiran yang berbeda dan disatukan
dengan tujuan yang sama demi Indonesia yang lebih baik.
Pemuda
Indonesia yang sejati merupakan pribadi yang sopan, mengerti arti pengorbanan,
tahu arti toleransi, berbudaya, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, tidak
mementingkan diri sendiri dan tidak mengambil hak yang bukan miliknya, lebih
baik hidup sederhana tapi jujur karena kejujuran merupakan nilai yang sangat
mahal. Pemuda bagian timur tidak akan menjual kejujuran dengan harta yang tidak
berfaedah bagi bangsanya. Fokus pada target dan cita-cita, hiraukan cemooh dan
ejekan negara tetangga yang tidak mempunyai dampak apa-apa, berani mengambil
keputusan, tidak gampang takluk kepada kegagalan, terus berkarya menyusun rencana
dan mewujudkan kerja nyata. Karena sesungguhnya Indonesia adalah bangsa yang
terhormat, terdidik dan mempunyai integritas.
Keberhasilan
hanya soal waktu, terus mengejar tanpa lelah, tidak heran bagi mereka yang
tekadnya sekeras batu pasti berhasil meraih mimpi, membawa harum nama keluarga,
lingkungan, dan yang terpenting negeri Indonesia.
Kemanapun
pemuda Indonesia merantau dia akan tetap kembali ke kampung halamannya dimana
dia lahir dan dibesarkan, karena tidak mudah seseorang bertahan di tengah-tengah hiruk pikuk
kemacetan kota, dimana ketakutan datang ketika terlambat ke kantor, tugas-tugas
rutin yang tak habis-habisnya, dan tanggung jawab yang besar, semua akan mengingatkan
kita tentang perjuangan pemuda era 1928, para pemuda yang memiliki semangat
berkobar-kobar tanpa lelah dan tanpa mengeluh dengan situasi yang terus
menghimpit bangsa Indonesia yang terpenting Indonesia telah merdeka dari para
kolonialis itulah yang seharusnya menjadi paham bagi generasi penerus bangsa
agar terus berjuang menjadi pemuda yang tangguh dan dapat diandalkan sebagai
pilar-pilar Indonesia, jangan diam
ditempat, terus berkompetisi dan berkaya mengharumkan negeri Indonesia, karena seiring waktu tidak selamanya kita
menjadi kaum muda.
Kamis, 12 November 2015
Cerpen, Kehidupan adalah Anugerah
Aku masih
enggan berpaling memandangi secarik goresan tintaku di atas kertas. Perlahan
kuperhatikan kata demi kata serta sudah berapa bariskah yang sudah kutuliskan.
Kuhela nafas sejenak ketika menyadari daftar impian yang sengaja kutuliskan
tadi hampir memenuhi tiap baris dalam
kertas. Namun hatiku mendadak bertanya, sudah berapa banyakkah yang kini
terealisasikan? Aku terdiam sambil memandangi sekali lagi, nyatanya semua masih
jauh dari harapan, bahkan yang bagi orang lain itu begitu mudah, sama sekali tak
bisa kudapatkan. Oh begitu
rumitnya sebuah perbedaan itu? Ketika setiap hari aku mencoba menyisikan
sebagian uang dan menggunakannya dengan penuh perhitungan agar tak salah mana kebutuhan
yang paling penting dengan yang tidak, sebagian dari mereka justru
dihambur-hamburkan begitu saja bahkan masih ada yang belum merasa cukup. Dan
ketika aku dengan mati-matian belajar siang malam mempertahankan prestasi dan
juara demi mendapatkan bea siswa untuk melanjutkan sekolah, mereka yang tidak
memiliki prestasi cukup baik justru bisa memilih sekolah manapun yang mereka
mau karena ketersediaan biaya yang dimilikinya. Oh Ya Tuhan, bukan
maksutku menyalahkan takdir-Mu, hanya saja begitu terjalnya perjalanan yang
harus kulalui untuk menggapai mimpi-mimpi itu, sementara aku hanyalah manusia
biasa yang begitu rentan dengan perasaan cemas, mengeluh atau putus asa.
. *****
Suasana
pagi ini sungguh terasa hangat, langit begitu membiru dengan biasan cahaya
matahari yang cukup menyejukkan bumi. Beberapa burungpun tampak semangat
mengalunkan tiap kicauan indahnya. Dengan penuh semangat pula, aku memacu
sepeda kayuhku menuju sekolah. Tak butuh waktu lama untuk tiba, karena memang
letak sekolahku tak terlalu jauh dari rumah. Sesampainya di kelas, aku langsung
bergabung dengan teman-taman yang sepertinya tengah membincangkan sesuatu
semacam bergosib.
“Oh ya siswa baru pindahan dari
sekolah lain itu katanya di keluarkan dari sekolah lamanya
gara-gara sering bolos dan berbuat onar lho.” Dengan semangatnya temanku Rani
memberi tahu gosib terbaru hari ini.
“Iya, padahal aku dengar dia itu
anak dari orang kaya, orang tuanya juga ramah.” Tambah Susan tak kalah
semangatnya.
Sementara aku masih terdiam
karena memang tak tau apa-apa tentang gosib-gosib seperti itu.
“Eh.. eh.. asal kau tahu juga ya,
teman kita Fani hari ini gak masuk itu gara-gara ia masih bersedih karena orang
tuanya mau bercerai.” Aku terkejut mendengar perkataan heboh Vira yang
tiba-tiba menyela. Kasian sekali Fani, batinku merasa iba.
“Benar, pasti dia kecewa banget
dengan itu.” Sahut Rani dengan nada kawatir.
“Ternyata orang-orang yang
terlihat berkehidupan mewah itu tak selamanya selalu bahagia ya. Tak jarang
mereka dihadapkan dengan masalah besar dan rumit. Contoh lain juga masih
banyak. Misalnya saja para koruptor, mereka cerdas punya pangkat tapi
bahagianya hanya sesaat. Sementara orang-orang kaya yang bekerja keras hingga
mengabaikan kesehataannya, akhirnyapun terserang berbagai penyakit berat. Terus
uangnya jadi habis deh buat berobat.”
“Wah bener tuh San, aku suka
sekali kata-katamu. Sebenarnya jadi orang pas-pasan itu memang susah, tapi kita
harus tetap bersyukur karena masih diberi kesehatan, keluarga yang utuh dan
fikiran sehat untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk.”
Aku masih enggan mengeluarkan
sepatah kata apapun, setelah mendengar percakapan Susan dan Vira. Mereka benar,
kenapa pikiranku tak pernah sampai disitu ya? Aku justru sering memandang bahwa
hidupku jauh dari kata bahagia, sering mengeluh dan menganggap perbedaan itu
seperti tak pernah adil. Nyatanya aku salah. Aku masih mempunyai banyak hal
yang tidak dimiliki orang-orang yang lebih dulu dimudahkan. Kesehatan, kasih
sayang orang tua, prestasi yang baik serta kemampuan yang cukup lebih. Bukankah
itu suatu hal yang nilainya lebih berarti dari apapun juga? Mungkin bisa
dikatakan suatu keajaiban dalam hidupku yang tak akan bisa ditemukan dimanapun
juga, dan tak akan bisa dibeli atau ditukar dengan berapapun jumlah uang yang
diberikan. Ya Tuhan, ketika aku menganggap diriku tak
pernah beruntung, aku lupa bahwa Engkau benar-benar begitu adil dalam membagi
besarnya nikmat pada setiap hambaMu. Dan
ketika aku selalu ingin menjadi kaya, aku sungguh lupa bahwa hidupku adalah
kekayaan.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)