Apa sih tujuan utama kamu masuk Universitas,
IKIP atau STIE ?.Pasti kamu akan menjawab untuk kuliah, menimba ilmu
sebaik-baiknya, mendapatkan IPK yang bagus, lalu lulus tepat waktu dan menjadi
sarjana. Tapi masa iya kamu bakal merelakan kesempatan emas untuk kuliah hanya
untuk melakukan hal yang pasti itu saja? Coba deh berpikir kembali, apa nggak
rugi kalau selama bertahun-tahun cuma kita habiskan menimba ilmu di dalam kelas
sambil duduk manis mendengarkan dosen?
Secara umum setiap mahasiswa pasti
mempunyai dua hal kemampuan dasar yaitu hard skill dan soft skill. Hard skill
adalah kemampuan yang berkaitan dengan akademik. Sedangkan soft skill bisa
diartikan sebagai keterampilan dan kecakapan seseorang dalam kehidupan. Bisa
jadi kemampuan komunikasi, sosialisasi dan lainnya.Memang kamu hanya akan
menghabiskan empat tahun kuliah kamu hanya untuk belajar saja? Kapan lagi kamu
bisa mengaktualisasikan diri dan mengembangkan kemampuanmu dengan
sebebas-bebasnya kalau bukan di masa-masa kuliah? Oleh karena itu sebelum kamu
mengucap selamat tinggal pada kampus tercintamu, penting bagimu untuk
bergabung dengan oraganisasi.
Dikutip dari kata-kata Bapak dosen kita yaitu Bapak Muh.
Sabir SE., MM, Beliau mengatakan “Orang-orang besar atau sukses di dunia itu
kebanyakan berasal dari aktivis kampus” Kata aktivis disini mempunyai maksut
yaitu mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi yang ada di kampusnya.
Kata-kata tersebut memiliki arti yang bisa di jelaskan melalui ilustrasi
berikut.
Sebut saja namanya
A, lulus kuliah dengan nilai yang membanggakan. Dengan nilai itu, ia mudah
diterima kerja. Tapi masalah mulai muncul. A agak gagap dengan struktur
organisasi perusahaan. A juga tidak terbiasa dengan perdebatan di rapat-rapat
kerja. Maklum, selama kuliah dan sekolah, A tidak pernah mengikuti organisasi apa
pun.
Lain lagi ceritanya dengan B. Nilainya memang biasa saja. Namun B seorang organisatoris di kampusnya. Dan pengalaman organisasinya membawa manfaat. Saat wawancara kerja, ia sudah terbiasa mengungkapkan pikiran dan pendapatnya secara verbal di depan umum. Wawancara berjalan lancar dan mengesankan. Di dunia kerja, ia tidak canggung menghadapi struktur organisasi dan rapat-rapat kerja. Dan saat ia diangkat menjadi supervisor, ia mampu memimpin bawahannya dengan baik.
Lain lagi ceritanya dengan B. Nilainya memang biasa saja. Namun B seorang organisatoris di kampusnya. Dan pengalaman organisasinya membawa manfaat. Saat wawancara kerja, ia sudah terbiasa mengungkapkan pikiran dan pendapatnya secara verbal di depan umum. Wawancara berjalan lancar dan mengesankan. Di dunia kerja, ia tidak canggung menghadapi struktur organisasi dan rapat-rapat kerja. Dan saat ia diangkat menjadi supervisor, ia mampu memimpin bawahannya dengan baik.
Ilustrasi
di atas memang tidak mewakili seluruh orang yang pernah berorganisasi atau pun
tidak. Ada juga orang yang tetap luwes walau pun tidak ikut organisasi di
sekolah/kuliahnya. Ada juga orang yang masih canggungan walau punya pengalaman
berorganisasi. Tapi ilustrasi di atas bisa menjelaskan bagaimana manfaat
berorganisasi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar